Sejarah Teknik "Polymerase Chain Reaction" (PCR)
Sejarah
Polymerase Chain Reaction ( PCR)
Teknik
PCR merupakan salah satu teknik yang menjadi landasan proyek genom manusia (human genome project) dan merupakan
salah satu teknik yang sangat fundamental dalam bidang biologi molekuler.
Teknik ini ditemukan sekitar 20 tahun yang lalu yaitu sekitar tahun 1980-an.
Teknik PCR pertama kali ditemukan dan digagas oleh Kary Mullis yang merupakan
seorang ahli kimia pada Cetus Corporation di California. Untuk penemuannya ini
Kary Mullis mendapatkan penghargaan Nobel dalam bidang kimia pada tahun 1993
[1].
Kary Mullis [2] |
Teknik
PCR merupakan sebuah teknik yang terdiri dari penggabungan beberapa teknik
lainnya yang telah ditemukan sebelumya. Sintesis DNA untai pendek
(oligonukleotida) dan penggunaanya untuk mensintesis salinan baru dari target
spesifik DNA menggunakan DNA polimerase sudah menjadi suatu standar protokol
yang telah diketahui oleh para ahli biologi molekuler pada waktu itu [1].
Hal
baru atau konsep baru yang dikemukakan oleh Kary Mullis adalah penjajaran dua
oligonukleotida yang saling melengkapi pada untaian DNA yang berlawanan, yang
mana penjajaran kedua oligonukleotida ini dimaksudkan untuk memperkuat region
di antara kedua oligonukleotida tersebut. Selanjutnya agar didapatkan reaksi
berulang dari produk sebelumnya, maka ditambahkan satu putaran aktivitas polimerase
ke dalam kumpulan template sehingga akan menghasilkan reaksi yang berantai (Chain reaction) [1].
Salah
satu hal yang sangat penting dalam teknik PCR ini adalah penggunaan enzim
polimerase yang berperan penting dalam proses replikasi DNA. Pada awalnya enzim
polimerase yang digunakan pada teknik ini berasal dari Escherichia coli, namun sayangnya enzim polimerase yang berasal
dari bakteri tersebut bersifat tidak tahan panas (termolabil) dan mudah rusak
ketika dipanaskan pada proses denaturasi DNA yang dilakukan pada suhu 95o
C. Namun, pada akhirnya para ilmuwan berhasil menemukan dan mengisolasi
bakteri Thermophilus aquaticus dari
mata air panas. Enzim Polimerase yang berasal dari bakteri ini dikenal dengan Taq polymerase yang mana enzim ini
merupakan enzim yang tahan terhadap pemanasan [1].
Ketika
awal ditemukan, teknik PCR merupakan teknik manual yang lambat dan membutuhkan
petugas yang banyak karena masih menggunakan waterbath dengan suhu yang digantii dan diatur secara manual
mengikuti tahapan proses PCR. Oleh karena itu para ilmuwan dari Cetus
Corporation bekerja sama untuk membuat teknik ini menjadi lebih praktis dan
dapat diotomatisasi [1,3].
Selanjutnya
mesin thermocycling pertama, "Mr Cycle," dikembangkan oleh Cetus
Corporation. Mesin ini berfungsi untuk meng-otomatisasi perubahan suhu yang
terdapat pada teknik PCR, meskipun pada awalnya masih dibutuhkan penambahan
enzim polimerase segar, karena masih menggunakan enzim yang bersifat
termolabil. Setelah pemurnian enzim Taq
polymerase berhasih dilakuan, Cetus dan Perkin-Elmer memperkenalkan DNA Thermal Cyclers yang banyak
digunakan saat ini [1].
Prototype PCR thermal cycler (Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Prototype_PCR_thermal_cycler.jpg) |
Referensi:
- Bartlett JM, Stirling D. A short history of the polymerase chain reaction. InPCR protocols 2003 (pp. 3-6). Humana Press.
- The Nobel Prize. Kary B. Mullis Facts, 2020 [internet]. tersedia pada: https://www.nobelprize.org/prizes/chemistry/1993/mullis/lecture/.
- Smithsonian Videohistory Collection. The History of PCR, 2004 [internet]. tersedia pada: http://siarchives.si.edu/research/videohistory_catalog9577.html.
Komentar
Posting Komentar