Flebotomi
Dalam postingan kali ini kita akan
membahas mengenai Flebotomi~ yuk mari~
Flebotomi (berasal dari bahasa Yunani yaitu phlebo, yang berarti "berkaitan dengan pembuluh darah", dan tomy, yang berarti "membuat sayatan") adalah proses membuat sayatan di vena dengan jarum (Laboratorium Medik, 2016). Jika didefinisikan menurut kamus, maka Flebotomi berarti suatu tindakan atau praktik membuka vena untuk mengambil darah sebagai tindakan terapeutik atau diagnostik (CCI Training Center, 2016).
Seseorang yang melakukan flebotomi
disebut dengan “Flebotomist”, meskipun dokter, perawat, ilmuwan laboratorium
medis dan yang lain yang melakukan bagian prosedur flebotomi di banyak negara. Flebotomist adalah orang yang dilatih untuk mengambil darah dari pasien (kebanyakan dari
vena) untuk uji klinis atau medis, transfusi, atau penelitian. Flebotomist mengumpulkan darah terutama dengan melakukan tusukan vena. Tugas seorang flebotomist juga termasuk mengidentifikasi pasien dengan benar; mengkonfirmasi
ulang tes yang diminta pada daftar permintaan; memasukkan darah kedalam tabung, serta antikoagulan yang benar dan tepat; secara akurat menjelaskan prosedur pengambilan
darah kepada pasien; mempraktekkan bentuk asepsis yang diperlukan;
mempraktekkan kewaspadaan standard atau universal—kewaspadaan universal mengacu
pada praktik, dalam kedokteran, untuk menghindari kontak dengan cairan tubuh
pasien, dengan menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan medis,
kacamata, dan pelindung wajah; melakukan tusukan kulit/vena, menarik darah ke dalam spuit
atau tabung; memulihkan hemostasis dari daerah tusukan; menginstruksikan pasien
tentang perawatan pasca-pengambilan darah; menempelkan tabung dengan label
yang dicetak secara elektronik; dan mengirimkan spesimen menuju laboratorium.
Pada beberapa negara, flebotomist diharuskan memiliki surat izin dan terdaftar
sebagai flebotomist (Wikipedia, 2018).
Terdapat tiga teknik pengambilan
darah berdasarkan kebutuhan atau kemudahan dalam pengumpulan darah, yaitu
dengan venipuncture untuk mendapatkan
darah vena, skinpuncture untuk
mendapatkan darah kapiler dan tusukan arteri untuk mendapatkan darah arteri. Venipuncture dan skinpuncture merupakan teknik flebotomi yang sering digunakan dalam
analisis dan diagnosis (Nugraha, 2015).
1. Venipuncutre
Terdapat
tiga lokasi utama penusukan yang umum dilakukan yaitu vena sefalika (chepalic vein), terletak pada lengan
bagian atas dan sisi jempol tangan; vena basilica (basilic vein), terletak pada lengan bawah; dan vena mediana kubiti (median cubital vein), vena yang
menghubungkan vena basilica dan vena sepalika pada fosa anterkuvital (lipatan
siku) (Nugraha, 2015).
Gambar
1. Posisi vena pada lengan
(Sumber:
https://medical-dictionary.thefreedictionary.com/venipuncture - diakses 1 Mei 2018)
Prosedur Venipuncture dengan Syringe:
- Disiapkan alat dan Bahan;
- Diperiksa dan dipastikan bahwa bevel tidak mampat dan spuit dalam kondisi kedap-udara;
- Tourniquet dipasang dengan tangan kanan Anda, lilitkan pada lengan atas pasien, lalu pegang kedua ujungnya;
- Kulit pasien didesinfeksi dengan swab kapas yang dibasahi tingtur iodin atau etanol;
- Spuit dipegang dengan tangan kanan, jari telunjuk menahan bagian atas bevel
- Spuit dengan bevel diposisikan menghadap ke atas. Lakukan pungsi vena dengan menusukkan bevel ke dalam lumen vena;
- Bevel didorong mengikuti alur vena tersebut, sedalam 1,0-1,5 cm;
- Darah vena ditarik secara perlahan ke dalam suit, kalau posisinya sudah benar, seharusnya darah akan tertarik;
- Simpul tourniquet dilepaskan dengan menarik ujungnya. Selanjutnya, teruskan penarikan darah vena ke dalam spuit sampai batas volume yang diperlukan;
- Swab-kapas kering ditempatkan di atas tempat penusukan. Selanjutnya, cabut bevel yang telah tertutupi oleh kapas tersebut;
- Pasien diminta untuk menekan kuat kapas tersebut selama 3 menit, dengan lengan diluruskan. Penekukan siku untuk menjepit kapas tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan hematoma;
- Bevel dilepaskan dari spuitnya. Masukkan darah ke dalam tabung atau botol spesimen (dengan antikoagulan) sampai batas volume yang dikehendaki;
- Tabung atau botol dengan antikoagulan dibolak-balik beberapa kali;
- Tabung atau botol spesimen beri label yang berisi: nama pasien, tanggal kalau ada, nomor rekam medis pasien (rawat jalan ataupun rawat inap) (Chairland & Estu, 2011).
Prosedur Venipuncture dengan Vacutainer:
- Dipersiapkan alat-alat yang diperlukan : handskun, jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung (tourniquet), plester, tabung vakum;
- Jarum dipasang pada holder, pastikan terpasang erat;
- Dilakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin;
- Pasien diidentifikasi dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan;
- Keadaan pasien diverifikasi, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu;
- Pasien diminta meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas;
- Pasien diminta mengepalkan tangan;
- Tali pembendung dipasang kira-kira 10 cm di atas lipat siku;
- Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Perabaan (palpasi) dilakukan untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan;
- Kulit pada bagian yang akan diambil dibersihkan dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi;
- Vena yang telah dipilih ditusuk dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Kemudian tabung dimasukan ke dalam holder dan didorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya;
- Tourniquet dilepaskan dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan;
- Kapas diletakkan tepat di alokasi penusukan (penyuntikan) lalu segera lepaskan/tarik jarum. Kapas ditekan beberapa saat lalu bekas luka diplester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum tourniquet dibuka;
- Tabung dilabeli dengan informasi yang benar.
Skinpuncture
merupakan teknik tusukan untuk mendapatkan darah kapiler yang biasanya
dilakukan pada daerah jari atau tumit. Teknik ini biasanya dilakukan pada bayi
baru lahir, pasien anak atau orang dewasa yang tidak memungkinkan dilakukan venipuncture. Darah kapiler merupakan
campuran darah vena, darah arteri dan cairan jaringan, dengan komposisi
tersebut darah kapiler dapat menghasilkan hasil tes yang berbeda. Selain itu
volume darah yang didapat sedikit, sehingga darah kapiler dipergunakan untuk
pemeriksaan laboratorium yang memerlukan sedikit sampel darah. Wadah
penampungan darah kapiler berupa tabung kapiler (tabung hematokrit) atau tabung
microcollection. Tabung
microcollection memiliki warna yang sama dengan warna tabung pada vacutainer
sesuai zat aditi yang ditambahkan kedalam tabung (Nugraha, 2015).
Gambar
2. Pengambilan darah kapiler
Sumber: (Chairland & Estu, 2011)
Proesdur
Skinpuncture/pengambilan darah
kapiler
1. Tusukkan
lanset pada salah satu dari beberapa tempat berikut:
·
Jari tangan ketiga atau
keempat
·
cuping telinga
·
tumit (pada bayi)
Sebelumnya, sterilkan dulu tempat
tersebut dengan etanol; darah harus menetes sendiri atau dengan sedikit diperas
di tempat tersebut. Seka tetesan darah yang pertama kali keluar dengan kertas
saring.
2. Tempelkan
ujung (ada lingkaran merahnya) tabung kapiler yang mengandung heparin “kering”
ke tetesan darah yang keluar tersebut;
3. Sumbat
ujung tabung yang lain (yaitu yang
ujungnya tidak terkena darah) dengan lilin lunak. Pastikan bahwa tabung
tersumbat kira-kira sedalam 2 mm;
4. Berikan
kapas kering pada daerah yang telah dilakukan penusukan. (Chairland & Estu, 2011)
Sumber: (Chairland & Estu, 2011)
Komplikasi
dalam Flebotomi
Pentingnya mengetahui komplikasi
dalam flebotomi agar flebotomist dapat menghindari terjadinya komplikasi dan
dapat menangani jika terjadi komplikasi.
1. Sinkop
1. Sinkop
Sinkop atau pingsan
merupakan suatu kondisi yang dikarenakan berkurangnya pasokan oksigen dalam
otak akibat volume darah yang turun mendadak, denyut jantung yang tidak
beraturan dan emosional. Jika pasien mengalami gugup, pucat serta gelisah,
lakukan komunikasi untuk mengalihkan perhatiannya sehingga pasien dapat merasa
lebih tenang. Jika pasien pingsn, flebotomist harus segera melepaskan tourniquet dan mencabut jarum,
menurunkan kepala pasien dan mengompres bagian bawah pasien dengan kompres
dingin, longgarkan pakaian yang mengikat dengan kencang, jika tidak memberikan
respon laporkan kepada perawat atau dokter agar mendapat rindakan lanjutan
(Nugraha, 2015).
2. Hematoma
Hematoma diakibatkan
karena penusukan yang terlalu sering, kelainan dinding pembuluh darah dan yang
lebih sering akibat jarum yang menembus seuruh atau sebagian vena serta
penekanan yang tidak tepat setelah venipuncure.
Hematoma ditandai dengan adanya pembengkakan atau lebab berwarna biru keunguan
disekitar tusukan (Nugraha, 2015).
3. Petekie
Peteki adalah
bintik-bintik merah kecil yang menunjukkan adanya sejumlah kecil darah yang
bocor ke lapisan epithelium kulit. Komplikasi ini disebabkan karena kelainan pembekuan
darah atau kelainan pembuluh darah (Nugraha, 2015).
4. Hemolisis
Adalah suatu kondisi
dimana sel eritrosit pecah, sehingga hemoglobin dilepaskan kedalam plasma atau
serum dan mengakibatkan warna plasma atau serum menjadi merah muda sampai
merah. Hemolisis dalam flebotomi dapat terjadi akibat jarum yang digunakan
terlalu kecil, tekanan darah ketika masuk ke tabung terlalu cepat, mengkocok
tabung kurang hati-hati, kontaminasi alcohol atau cairan lainnya (Nugraha,
2015).
5. Reaksi
Alergi
Reaksi ini muncul berupa
ruam merah pada kulit yang biasanya disebabkan oleh antiseptic seperti alkohol,
plester, perban, karet tourniquet dan alat lainnya (Nugraha, 2015).
6. Perdarahan
Pada beberapa pasien
dapat dijumpai keadaan tersebut dimana lokasi penusukan tetap mengalami
perdarahan yang tidak berhenti, kondisi tersebut disebabkan oleh gangguan
faktor pembekuan darah atau penggunaan obat yang memicu gangguan pembekuan
darah (Nugraha, 2015).
7. Tremor
dan Kejang
Kondisi ini dapat terjadi
karena bawaan atau respon terhadap jarum suntik. Jika kejang terjadi, segera
lakukan tindakan dengan melepas jarum suntik dan menjauhkan dari alat-alat
flebotomi dan benda lain yang dapat melukai pasien (Nugraha, 2015).
8. Tersedak
dan Muntah
Jika pasien muntah,
posisikan pasien untuk bersadar agar tidak muntah lagi. Anjurkan untuk menarik
nafas dalam dan jika perlu lakukan pengompresan dingin pada kening (Nugraha,
2015).
Refrensi:
- CCI Training Center (2016) A Brief History of Phlebotomy. Available at: www.ccitraining.edu/blog/a-brief-history-of-phlebotomy/ (Accessed: 1 May 2018).
- Chairland and Estu, L. (2011) Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan. 2nd edn. Edited by A. A. Mahode. Jakarta: EGC.
- Laboratorium Medik (2016) Apa itu Flebotomi? Available at: http://www.infolabmed.com/2016/03/apa-itu-flebotomi.html.
- Nugraha, G. (2015) Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. 1st edn. Jakarta: Trans Info Media.
- Wikipedia (2018) Phlebotomy. Available at: https://en.wikipedia.org/wiki/Phlebotomy (Accessed: 1 May 2018).
Komentar
Posting Komentar