Pewarnaan Gram / Gram Stain
Pewarnaan
gram
Pewarnaan atau
pengecatan Gram merupakan salah satu metode pewarnaan yang digunakan untuk
membedakan jenis bakteri (Gram positif dan Gram negatif) berdasarkan warna yang
dihasilkan. Pewarnaan ini memudahkan para peneliti atau klinisi dalam melakukan
pemeriksaan bakteri secara mikroskopis. Pengecatan Gram ditemukan pertama kali
oleh Christian Joachim Gram. Pewarnaan Gram memberikan warna biru-ungu pada
bakteri Gram positif dan warna merah-merah
muda pada bakteri Gram negatif.
Perbedaan warna yang dihasilkan dari pewarnaan Gram ini disebabkan karena
adanya perbedaan struktur dari dinding sel bakteri. Jadi pengecatan Gram
memberikan hasil yang kurang baik ketika digunakan untuk mewarnai bakteri yang
memiliki dinding sel yang terlalu kecil atau sedikit, misalnya Treponema, Chlamydia, Rickettsia, dan Mycoplasma. Selain itu Mycobacteria dan Nocardia sp. juga tidak dapat diwarnai dengan pengecatan Gram
biasa. Untuk organisme seperti Francisella,
legionella, dan Brucella spp. pengamatan
sangat sulit dilakukan, akibat dari ukurannya yang sangat kecil dan ditambah
lagi bakteri ini sulit untuk diwarnai dengan pengecatan Gram konvensional,
sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap pengecatan Gram ini (mis.,
mengganti Safranin dengan Carbol Fuchin yang efektif untuk mewarnai
Francisella tularensis)atau juga
dapat menggunakan pengecatan lain yang memberikan hasil lebih baik (Jorgensen,
2015).
Pewarnaan Gram
mempermudah pemeriksaan mikroskopik apusan untuk mendeteksi bakteri, pus, basil
Vincent, dan Candida albicans. Bakteri komensal, yang selalu ditemukan, tidaklah
signifikan. Bakteri komensal ini tidak perlu diperiksa lebih lanjut ataupun
dilaporkan (WHO, 2014).
Prinsip
(WHO, 2014)
1.
Ungu kristal
mewarnai semua bakteri menjadi ungu tua.
2.
Larutan iodin menahan zat warna violet secara
lebih kuat atau lemah, tergantungjenis bakterinya.
3.
Etanol 95%:
a.
Memudarkan warna
bakteri ketika ungu kristal tidak terikat kuat oleh larutan iodin;
b.
Tidak memudarkan
warna bakteri ketika ungu kristal terikat kuat oleh larutan iodin.
4.
Larutan fuksin karbol, merah netral, atau safranin (berwarna pink):
a.
Mewarnai ulang
(pink) bakteri yang warnanya dipudarkan oleh etanol;
b.
Tidak berpengaruh
terhadap bakteri 'yang tetap berwarna ungu tua (tidak dipudarkan oleh etanol).
Alat
dan bahan (WHO, 2014)
1.
Mikroskop
2.
Rak kaca objek
3.
Ungu kristal,
modifikasi Hucker
4.
Larutan iodin lugol 0,1 %
5.
Larutan
pemudar-warna aseton-etanol
6.
Larutan fuksin
karbol untuk pewarnaan Ziehl-Neelsen
(diencerkan 10 kali dengan etanol 95%),
larutan merah netral 0,1%, atau larutan
safranin.
Metode
(WHO, 2014)
1.
Fiksasi apusan
seperti yang diuraikan pada bagian 5.2 – 5.4.
2.
Tambahkan ungu
kristal pada keseluruhan kaca objek selama 60 detik.
3.
Bilas dengan air
bersih. Biarkan kaca objek mengering sebentar; selanjutnya, tambahkan iodin pada keseluruhan kaca
4.
objek selama 60
detik.
5.
Bilas dengan air
bersih. Pudarkan warna segera dengan aseton-etanol,
selama 2 – 3 detik saja.
6.
Tambahkan fuksin
karbol pada keseluruhan kaca objek selama 2 menit.
7.
Bilas dengan air
bersih dan taruh kaca objek, dengan posisi tegak, di dalam rak kaca objek dan
biarkan mengering.
Pemeriksaan
mikroskopik (WHO, 2014)
Pertama-tama, amati preparat dengan
objektif 40x untuk melihat distribusi pulasan; selanjutnya, pakai objektif 100x
(dengan minyak imersi).
Organisme
positif-Gram (WHO, 2014)
Organisme positif-Gram terwarnai ungu
tua (mis., stafilokokus, streptokokus, mikrokokus, pneumokokus, enterokokus,
basil difteri, basil antraks).
Gambar 1. Corynebacterium diphtheriae pada
Pewarnaan Gram (Gram positif) (Wikipedia.org)
Organisme
negatif-Gram (WHO, 2014)
Organisme negatif-Gram terwarnai
merah (mis., gonokokus, meningokokus, basil koliform, shigella, vibrio kolera,
pseudomonas).
Gambar 2. Pseudomonas aeruginosa dengan Pewarnaan
Gram (Gram Negatif) (Wikipedia.org)
Identifikasi
organisme spesifik (WHO, 2014)
Candida
albicans terlihat sebagai spora
positif-Gram berukuran besar (diameter 2-4 /lm), berbentuk oval atau bulat
dengan berbagai filamen mirip-miselium yang panjangnya bervariasi dan ujungnya
membulat. "Actinomycetes" terlihat
sebagai granula besar, kadang-kadang tampak dengan mata telanjang (berwarna
putih sampai kuning). Bagian tengahnya bersifat negatif-Gram, sementara bagian
tepinya bersifat positif-Gram. Organisme ini ditemukan di dalam pus dari lesi
kulit, sputum, dll. Basil Vincent
terlihat sebagai basil fusiformis dan spirokaeta negatif-Gram. Tidak ada lagi
bakteri lain yang harus dilaporkan, mengingat banyak bakteri komensal yang
sering dikira bakteri patogen.
Gambar 3. Candida albicans dengan Pengecatan Gram
(yeastinfectioncause.net)
Gambar 4. Actinomycetes israelii dengan Pengecatan
Gram (www.atsu.edu)
Sumber
kesalahan identifikasi (WHO, 2014)
Reaksi positif-Gram palsu dapat
terjadi karena:
1.
Apusan difiksasi
sebelum benar-benar kering.
2.
Apusan terlalu
tebal.
3.
Terdapat endapan
di botol berisi ungu kristal (sa ring dulu sebelum dipakai).
4.
Larutan iodin
tidak terbilas sempurna sewaktu pewarnaan.
5.
Preparat kurang
lama dicelupkan ke dalam aseton-etanol.
6.
Larutan fuksin karbol (atau safranin atau merah neutral)
yang dipakai terlalu pekat atau terlalu lama dibiarkan pada preparat.
Reaksi
negatif-Gram palsu dapat terjadi karena (WHO, 2014):
1.
Preparat kurang
lama diwarnai dengan larutan iodin.
2.
Preparat terlalu
lama dicelupkan ke dalam aseton-etanol
atau larutan ini tidak terbilas sempurna sewaktu pewarnaan.
References:
Anonim.
2013. Candida albicans. [internet] diakses
dari situs http://yeastinfectioncause.net/2013/03/02/candida-albicans-adalah-gram-2/
pada 1 Mei 2018.
Anonim.
TT Corynebacterium diphtheriae. [internet] diakses dari situs https://id.wikipedia.org/wiki/Corynebacterium_diphtheriae.,
pada 1 Mei 2018.
Anonim.
TT. Actinomycetes israelii, [internet] diakses
dari situs https://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/gallery.htm
pada 1 Mei 2018.
Anonim.
TT. Gram Negatif. [internet] diakses
dari situs https://id.wikipedia.org/wiki/Gram-negatif., pada 1 Mei 2018.
Jorgensen
J.H., and Michael A.P. 2015. Manual of
Clinical Microbiology 11th Edition. Vol. 1, Washington, DC: ASM Press.
WHO.
2004. Pedoman teknik dasar untuk
laboratorium kesehatan; alih bahasa, Chairlan, Estu Lesfari ; editor edisi
bahasa Indonesia, Albertus Agung Mahode.
Ed. 2. Jakarta : EGC, 2011.
Komentar
Posting Komentar